Minggu, 08 Juni 2014

Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan



Isu Terkini Praktik Kebidanan
a.      Pendahuluan
Sebelum berbicara tentang isu terkini dalam praktik kebidanan, pertama-tama filosofi kebidanan harus ditengok kembali sehingga bukti ilmiah yang kita pakai sebagai bidan tidak melenceng dari filosofi perofesi bidan itu sendir. Filosofi dasar profesi kebidanan terdiri dari 6 filosofi dasar antara lain:
1)      Normal & Natural childbirth
2)      Women centre care
3)      Continuity of care
4)      Empowering women
5)      women and family partnership
 b.      Isu Terkini Praktik Kebidanan
Pada kenyataannya, banyak diantara kita mengakses temuan ilmiah namun bukan pada domain kebidanan yakni mengupayakan proses reproduksi berjalan dengan fisilogis, tetapi lebih kearah medical. Misalnya penggunaan medikamentosa untuk manajemen nyeri persalinan dengan ILA dan lain sebagainya. Berkiblat pada filosofi diatas, maka manajemen nyeri haruslah memanfaatkan alam dan kompetensi bidan yang ada misalnya dengan touch in labor.
Image
Isu Terkini dalam praktik kebidanan lain yang sangat fenomenal adalah lotus birth yang membuat Robin Lim mendapat penghargaan yang membanggakan sejawat di seluruh dunia. Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton’s jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit pasca persalinan.
Image
Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) “Penundaan Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.”Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin, sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir .
Image
Meskipun merupakan suatu fenomena alternatif yang baru, penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya orang Aborigin.Oleh karena itu, keputusan untuk dilakukannya Lotus Birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi karena Lotus Birth merupakan tanggungjawab dari klien yang telah memilih dan membaut keputusan tentang tindakan tersebut.
Praktik Modern dari Lotus Birth menunjukkan bahwa mamalia yang mempunyai 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, yaitu simpanse pun membiarkan plasenta utuh, tidak merusak atau memotongnya. Hal tersebut dikenal dengan fakta primatologistsSampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai adanya kehilangan berat badan bayi dan penyakit kuning karena tindakan Lotus Birth.Referensi mengenai Lotus Birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, serta Kristen dan Yahudi.
Beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
1)    Tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat
2)    Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
3)    Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta.
4)    Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.
5)    Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
6)    Alasan rohani atau emosional.
7)    Tradisi budaya yang harus dilakukan.
8)    Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
9)    Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
10) Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal).

Beberapa manfaat dilakukannya Lotus Birth diantaranya :
1)    Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2)    Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.
3)    Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.
4)    Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
5)    Dr Sarah Buckley mengatakan :”bayi akan menerima tambahan 50-100ml darah yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah transfusi ini mengandung zat besi, sel darah merah, keeping darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama.”Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 mL darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti berdenyut memungkinkan bayi baru lahir kehilangan 60 mL darah, yang setara dengan 1200mL darah orang dewasa.
 2. Evidence Base Praktik Kebidanan
  1. Definisi
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base dapat diartikan sebagai berikut:
Evidence : Bukti, fakta
Base   : Dasar
Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan bukti.
 Pengertian Evidence Base menurut sumber lain:
The process of systematically finding, appraising and using research findings as the basis for clinical decisions:
 Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.
Jadi pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.
 2. Manfaat Evidence Base
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
1)    Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
2)    Meningkatkan kompetensi (kognitif)
3)    Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan yang bermutu
4)    Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 3. Sumber Evidence Base
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula yang public domain. Contoh situs yang dapat diakses secarea gratis (open access) seperti:
2)    Midwifery Today :
3)   InternationalBreastfeeding Journal :http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/content
4)    Comfort in Labor : http://Childbirthconnection.org.
5)    Journal of Advance Research in Biological Sciences :
6)    American Journal of Obstetric and Gynecology : http://ajcn.nutrition.org/
7)    American Journal of Clinical Nutrition : http://ajcn.nutrition.org/
8)    American Journal of Public Health : http://ajcn.nutrition.org/
9)    American Journal of Nursing : http://journals.lww.com/ajnonline/pages/default.aspx
 4. Tingkatan Evidence Base
Quality
: Type Of Evidence
1a (best)
: Systematic review of randomized controlled trials
1 b
: Individual randomized controlled trials with narrow confidence interval
1 C
: All or one case series (when all patients died before a new therapy was introduced but     patient receiving the new therapy now survive)
2a
: Systematic review of cohort studies
2b
: Individual study or randomized controlled trials with <80% follow up
2c
: outcome research: ecological studies
3a
:Systematic review of case –control studies
3b
: Individual case –control study
4
: Case series
5 (worse)
: Expert opinion
 Tidak semua EBM dapat langsung diaplikasikan oleh semua professional kebidanan di dunia. Oleh karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah terlebih dahulu, mem[ertimbangkan manfaat dankerugian serta kondisi setempat seperti budaya, kebijakan dan lain sebagainya.

5.  Evidence Base – Midwifery

Dibawah ini akan dipaparkan Evidence Base dalam praktik Kebidanan terkini menurut proses reproduksi:
1)      EBM-ANC
KEBIASAAN
KETERANGAN
Diet rendah garam untuk mengurangi hipertensi
Hipertensi bukan karena retensi garam
Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan kelahiran prematur
Dianjurkan untuk memakai kondom ada sel semen  yang mengandung prostaglandin tidak kontak langsung dengan organ reproduksi yang dapat memicu kontraksi uterus
Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki
Kram pada kaki bukan semata-mata disebabkan oleh kekurangan kalsium
Diet untuk memcegah bayi besar
Bayi besar disebabkan oleh gangguan metabolism pada ibu seperti diabetes melitus
Aktititas dan mobilisasi/latihan (senam hamil dll) saat masa kehamilan menurunkan kejadian PEB, gestasional diabetes dan BBLR dan persalinan SC

  • Berkaitan dengan peredaran darah dan kontraksi otot. (lihat jurnal)
2)      EBM INC & PNC
KEBIASAAN
KETERANGAN
Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi

Gurita atau sejenisnya
Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan pemantauan involusio rahim

Memisahkan ibu dan bayi
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kontak  kulit ke kulit untuk mempererat bonding attachment serta keberhasilan pemberian ASI

Menduduki sesuatu yang panas
Duduk diatas bara yang panas dapat menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah ibu dan menambah perdarahan serta menyebabkan dehidrasi

Review dari Cochrane menginformasikan bahwa epidural tidak hanya menghilangkan nyeri persalinan, namun seperti tindakan medikal lainnya berdampak pada perpanjangan persalinan, peningkatan penggunaan oksitosin, peningkatan persalinan dengan tindakan seperti forcep atau vakum ekstraksi,  dan tindakan seksio sesarea karena kegagalan putaran paksi dalam, resiko robekan hingga tingkat 3-4 dan lebih banyak membutuhkan tindakan episiotomy pada nulipara. 
Studi lain tentang sentuhan persalinan membuktikan bahwa dengan sentuhan persalinan 56% lebih sedikit yang mengalami tindakan Seksio Sesarea, pengurangan penggunaan anestesi epidural hingga 85%,  70 % lebih sedikit kelahiran dibantu forceps, 61% penurunan dalam penggunaan oksitosin; durasi persalinan yang lebih pendek 25%, dan penurunan 58% pada neonatus yang rawat inap.
Menyusui secara esklusif dapat meingkatkan gerakan peristaltic ibu sehingga mencegah konstipasi ibu. Ibu yang menyusui secara eksklusif akan lebih sedikit yang konstipasi.
3)      NEWBORN CARE
TEMUAN ILMIAH
Breastfeeding berhubungan dengan perkembangan neurodevelopment pada usia 14 bulan. 
Perawatan tali pusan secara terbuka lebih cepat puput dan mengurangi kejadian infeksi TP dari pada perawatan tertutup dengan penggunaan antiseptik 
Penyebab kematian terbanyak pada anak adalah pneumonia dan diare, sedangkan penyebab lain adalah penyakit menular atau kekurangan gizi. Salah satu upaya untuk mencegah kematian pada anak adalah melalui pemberian nutrisi yang baik dan ASI eksklusif. 
Penelitian yang dilakukan di Banglades melaporkan bahwa pemberian  ASI ASI secara eksklusif merupakan faktor protektif terhadap infeksi saluran pernapasan akut OR (IK 95%) : 0,69 (0,54-0,88) dan diare OR (IK95%) : 0,69 (0,49-0,98) 



DAFTAR PUSTAKA
1)    Yuniati I. Filosofi Kebidanan. Bandung: Program Pascasarjana Program Studi Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran  Universitas Padjadjaran Bandung; 2011.
2)    Simkin P. Comfort in Labor. How you can help your self to a normal satisfying childborth 2007. Available from: http://Childbirthconnection.org.
3)    Stillerman E. A Midwife’s Touch. Midwifery Today. 2008(84).
4)    NICE. Antenatal Care, routine care for the healthy pregnant woman. 2 ed. London: Royal College of Obstetricians and Gynaecologists; 2008.
5)    Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo D, editors. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
6)    Sandip S, Asha K, Paulin G, Hiren S, Gagandeep S, Amit V. A comparative study of serum uric acid, calcium anf magnesium in preeclampsia and normal pregnancy. Journal of Advance Research in Biological Sciences. 2013;5(1):55-8.
7)    Black S, Yu H, Lee J, Sachchithananthan M, Medcalf RL. Physiologic concentration of magnesium and placental apoptosis: prevention by antioxidants. Obstetrics & Gynecology. 2001;98(2):319-24.
8)    Dignon A, Reddington A. The physical effect of exercise in pregnancy on-pre-eclampsia, gestational diabetes, birthweight and type of delivery. Evidence Based Midwifery. 2013;11(2):60-6.
9)    Rock JP. Epidural Anasthesia in Labor. Journal for Midwifes. 2000.
10) Field T, Hermandez-Reif M, Taylor S, O.Quintino, Burman I. Labor pain is reduced by massage therapy. 1997.
11) Worthington-Roberts BS, Williams SR. Nutrition throughout the Life Cycle. 4 ed. Singapore: McGraw-Hill International Ed; 2000.
12) Guxens M, Mendez MA, Molto-Puigmarti C, Julvez J, Garcia-Esteban R, Forns J, et al. Breastfeeding, long chain polyunsaturated fatty acids in colostrum and infant mental development. Official Journal of The American Academy of Pediatics. 2011;128(4):e880-e9. Epub 4 October 2011.
13) Moegni EM, Ocviyanti D, editors. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: WHO, UFPA, UNICEF, Kemenkes RI, IBI, POGI; 2012.
14) Black RE, Moris SS, Brice J. Where and why are 10 million children dying every year? The Lancet. 2003;361(9376):2226-34. Epub 28 June 2003.
15) Mihrshahi S, Ichikawa N, Shuaib M, Oddy W, Ampon R, J.Dibley M, et al. Prevalence of exclusive breastfeeding in Bangladesh and its association with diarrhoea and acute respiratory infection: result of the multiple indicator cluster survey 2003. J Nutr Educ Behav. 2007;25(2):195-204.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar